style="position: fixed; bottom: 0px; left: 10px;width:130px;height:160px;">animasi bergerak gif
My Widget

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 08 Desember 2016

Bahan Alam, Alat Serta Fungsi dalam Membuat Karya Cetak

Indikator

  Menyebutkan berbagai bahan alam, alat serta fungsi dalam membuat karya cetak 

MENGGAMBAR CETAK TIMBUL DENGAN MEDIA ALAM DI SEKITAR KITA 
     
          Menggambar cetak timbul dengan memanfaatkan bahan-bahan alam di sekitar kita, merupakan suatu media pembelajaran yang cukup menyenangkan terutama pada mata pelajaran SBK kelas 2 di SDN bangkal  3 Kecamatan Cempaka,Banjarbaru . Karena dengan media ini para siswa akan mampu menggambar cetak timbul sesuai dengan imajinasi siswa.  Bahan alam adalah bahan yang mudah kita dapatkan disekitar kita, bahan tersebut berupa daun singkong, pelepah pisang, kentang, buah pepaya muda, belimbing dan lain sebagainya. Media alam ini sebagai pembelajaran sekaligus juga sebagai acuan media cetak timbul dengan biaya yang relatif murah sehingga kemampuan cetak timbul siswa dapat meningkat.
          Adapun bahan-bahan  yang harus dipersiapkan untuk membuat gambar cetak timbul adalah sebagai berikut:
1. Pisau cutter untuk memotong
2. Pewarna alami/pewarna makanan
3. Pelepah pisang, kentang, pepaya muda, belimbing dll
4. Piring
5. Buku gambar/kertas karton
6. Air
 
Setelah bahan-bahan telah dipersiapkan sekarang memasuki keproses pembuatan cetak timbul sebagai berikut:
a.   Pilihlah bahan alam yang akan dibuat untuk cetak timbul,misalnya pelepah atau buah-buahan dan umbi-umbian
b.  Ambilah pisau cutter untuk memotong penampang atau bahan yang akan dibuat cetak timbul. Arah potongan sesuai selara hati yang penting rata, karena kerataan dalam memotong bahan acuan cetak timbul akan mempengaruhi hasil cetakan.
c.   Setelah bahan acuan cetak timbul sudah dipotong siapkanlah pewarna. Untuk pewarna bisa menggunakan pewarna serbuk atau pewarna makanan . Untuk pewarna serbuk bisa ditaburkan ketempat yang alasnya datar seperti kaca, piring. Untuk pewarna cair ambilah pewarna makanan sesuai warna yang dikehendaki, kemudian dicampur dengan sedikit air dan diaduk sampai merata.
d.  Cara mencetak bahan yang sudah dipotong cukup ditempelkan atau dicelupkan kepiring atau spon yang sudah diisi dengan pewarna, kemudian angkat bahan cetak timbul tersebut dan di tempelkan sambil ditekan ke kertas karton yang sudah disiapkan. Angkat perlahan-lahan maka akan tertera gambar cetak timbul pada kertas karton. Untuk menghasilkan cetak timbul yang bervariasi buatlah cetak timbul lebih dari satu macam, seperti buah pepaya dan buah belimbing akan menghasilakan cetak timbul gambar bintang, cetaklah berulang kali sesuai imajinasi yang kita inginkan.







tampak serius para siswa dalam membuat gambar cetak timbul dengan menggunakan pelepah pisang dan buah pepaya, mereka menggambar sesuai imajinasinya sendiri

beginilah expresi para siswa setelah menyelesaikan gambar cetak timbul, tampak kegembiraan diraut wajah para siswa.
 
hasil karya cetak timbul dikumpulkan kepada guru kemudian ditempelkan kemading sekolah

sumber :  http://ryo_jambul.guru-indonesia.net/artikel_detail-44384.html

Rabu, 07 Desember 2016

Kelipatan Persekutuan terkecil ( KPK)

Indikator
 

Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan dengan menggunakan prinsip kelipatan pesekutuan

 Kelipatan Persekutuan Kecil ( KPK)

Istilah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) didalam operasi hitung matematika adalah merupakan persekutuan atau kumpulan bilangan yang sama dan terkecil yang mana merupakan kelipatan dari 2 buah bilangan atau lebih.
Penentuan nilai KPK dari bilangan tertentu bisa dilakukan dengan beberapa cara seperi dibawah ini:
 
1. Menulis kelipatan setiap bilangan dan menentukan persekutuannya.
Contoh:
Berapakah KPK dari bilangan 5 dan 7? 
 
KPK dan FPB
Perhatikan gambar diatas. Dari kelipatan angka-angka diatas apakah telah tampak adanya persekutuan suatu bilangan? Bilangan manakah  yang bersekutu? Bilangan yang bersekutu adalah bilangan 35 dan 70. Bilangan mana yang terkecil diantara 2 bilangan yang bersekutu tersebut? Bilangan terkecil dari bilangan yang bersekutu adalah 35. Jadi, KPK dari bilangan 5 dan 7 adalah 35.

2. Menentukan KPK dengan menggunakan faktorisasi prima
Contoh soal:
Berapakah KPK dari   12 dan 30?
Jawab:

Faktorisasi prima dari 12 dan 30

KPK dan FPB




Jadi, KPK dari 12 dan 30 adalah 60.
Hal penting dalam menentukan KPK.
Cara yang kita gunakan ini merupakan cara menentukan KPK yang  praktis, namun harusteliti.Yang harus diperhatikan didalam hal ini adalah ketika melakukan perkalian angka dan pangkat dari hasil faktorisasi prima.
Caranya:
Hasil faktorisasi 12 = 2 x 2 x  3 dipangkatkan menjadi 2pangkat 2 x3
Hasil faktorisasi 30 = 2 x 3 x 5 dipangkatkan menjadi 2pangkat 3 x 5
Kalikan semua bilangan yang ada (2, 3, 5) jika ada yang sama (2pangkat2 x 2) maka ambil pangkat yang paling besar ( 2pangkat2 ) sehingga KPK = 22 ∞ 3 ∞ 5 = 60. Jadi, KPK adalah bilangan yang samapangkat yang terbesar.
 
Sumber :  http://balaiedukasi.blogspot.co.id/2015/04/menentukan-kelipatan-persekutuan.html

Perilaku Toleransi Terhadap Keberagaman Karakteristik Individu di Indonesia


Contoh Perilaku Toleransi Terhadap Keberagaman Di Indonesia


     Pada dasarnya setiap manusia adalah sama. Namun terkadang ada saja orang-orang yang memperlakukan orang lain dengan cara yang berbeda karena alasan warna kulit ataukah perbedaan bentuk fisik. Memang Tuhan menciptakan makhluk-Nya berbeda-beda, namun perbedaan itu justru merupakan sebuah anugerah yang harus selalu disyukuri.
    Keberagaman membuat bangsa kita menjadi sebuah bangsa yang kaya dan besar, juga arif dalam bertindak. Banyaknya keberagaman yang ada di Indonesia justru bisa menjadi kekuatan besar terutama jika dilandasi dengan nilai-nilai persatuan dan kesatuan NKRI.
Salah satu perilaku yang tepat dalam menghadapi perbedaan ini adalah dengan saling menghormati perbedaan tersebut, ini adalah satu wujud sikap toleran terhadap keberagaman itu. Toleransi dapat diartikan sebagai sikap menahan diri, berhati lapang, dan selalu memberi orang lain kesempatan untuk berpendapat. Sejatinya, sikap hormat adalah dasar dari perilaku toleransi.

1. Toleransi Dalam Kehidupan Beragama
        Setiap orang Indonesia pasti memiliki satu keyakinan, membenarkan salah satu agama yang ada di Indonesia. Terdapat enam agama yang diakui secara resmi oleh pemerintah Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Sejak kecil, kita sudah diajarkan untuk menganut salah satu agama tersebut, menurut dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing.
Adanya perbedaan keyakinan dalam kehidupan masyarakat tentu bukanlah suatu penghalang dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk memaksa orang lain untuk memiliki keyakinan atau agama yang sama. Karena setiap manusia memiliki hal untuk memilih dan mengamalkan agamanya. Jadi, beberapa perilaku yang perlu diwujudkan dalam keberagaman agama adalah sebagai berikut:
– Menghormati serta menghargai agama yang dianut oleh orang lain;
– Tidak memaksa orang lain untuk berpindah keyakinan;
– Mengamalkan ajaran agama masing-masing dengan sebaik-baiknya;
– Mewujudkan sikap toleransi dan tidak mengganggu ibadah orang-orang yang berbeda agama;
– Tidak mencela serta merendahkan agam orang lain.
Sikap diatas sangat perlu untuk dilaksanakan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, serta dalam kehidupan bermasyarakat.
2.  Toleransi Pada Perbedaan Suku dan Ras
        Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan berbagai suku dan ras. Perbedaan ini tentu bukanlah kendala dalam mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dalam kehidupan, hendaknya kita menghormati harkat dan martabat orang lain. Menghindari sikap egois dan lebih membuka diri terhadap pendapat dan pandangan orang lain. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kita dapat bersama-sama meningkatkan semangat persatuan guna menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang lebih baik di mata dunia.
Sebuah perbedaan tidak selalu berarti bahwa yang satu lebih baik daripada yang lainnya. Suatu penilaian atau pandangan tidaklah seharusnya disebabkan oleh perbedaan warna, rupa, serta bentuk, namun lebih kepada bagaimana seseorang bersikap dalam suatu masyarakat. Jadi, penting untuk kita semua agar bersikap adil tanpa saling membeda-bedakan satu sama lain.
3.  Toleransi Dalam Keberagaman Sosial Budaya
         Beragamnya kebudayaan bangsa Indonesia tentu menjadi satu kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan rasa semangat guna menjaga kekayaan budaya tersebut, apalagi di tangan generasi mudalah keragaman ini dapat terjaga dan terpelihara. Untuk menjaga keberagaman ini, terdapat beberapa perilaku yang perlu diwujudkan, antara lain:
– Mencari tahu dan memahami keragaman budaya yang ada di Indonesia;
– Berusaha untuk belajar, bahkan jika perlu menguasai beberapa seni budaya yang terdapat di tanah air;
– Selalu bangga terhadap kekayaan budaya Indonesia;
– Memilah budaya asing yang pantas dan sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.
4.   Kesadaran Gender
          Selain agama, budaya, suku, dan ras, terdapat pula satu perbedaan paling menonjol yang diciptakan Tuhan untuk manusia, yaitu perbedaan gender. Terdapat dua gender di dunia, laki-laki dan perempuan. Gender dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang hadir dalam lingkungan sosial dan membedakan kedudukan, fungsi, serta peran antara kaum laki-laki dan kaum wanita. Gender tumbuh bersama dengan kebudayaan di Indonesia, jadi keduanya akan sejalan satu sama lain.
Pada dasarnya keduanya adalah sama dan sejajar dalam masyarakat. Misalnya saja dalam lingkungan keluarga, seluruh anggota yang terikat memiliki hak dan tanggung bertanggung jawab dalam hal kebersihan serta keindahan rumah mereka. Contoh pada lingkungan sekolah yaitu bahwa anak laki-laki dan perempuan sama-sama dapat menjadi pendidik di kemudian hari. Sedangkan di lingkungan masyarakat, kedua gender tersebut dapat memiliki fungsi dan peran yang berguna bag manusia lainnya.

sumber :  http://www.astalog.com/710/contoh-perilaku-toleransi-terhadap-keberagaman-di-indonesia.htm

Alat ukur waktu, Panjang dan Berat

Indikator


Menyebutkan contoh alat ukur waktu, jarak dan berat


ALAT UKUR

11) Alat Ukur Waktu
Alat ukur waktu yang sering kita gunakan adalah jam. Jam juga memiliki banyak jenis dan bentuknya. Akan tetapi, kita juga bisa menggunakan alat ukur waktu dengan kalender serta alat ukur waktu lainnya.  
a.    Jam Weker
        Jam weker merupakan jenis dari jam yang digunakan untuk mengukur waktu kita dalam kegiatan sehari-hari. Biasanya kita sering menggunakannya untuk membangunkan tidur ketika kita hendak memulai aktifitas pada pagi hari. cara kerjanya adalah kita menyetel alarm pada jam weker. Lalu ketika jam tersebut telah tepat maka dengan sendirinya jam weker akan berdering dan bergetar keras.
 
b.   Jam Tangan
Jenis jam selanjutnya adalah jam tangan. Setiap orang pasti sering menggunakan jam ini pada tangan. Jam ini digunakan manusia untuk melihat dan mengukur waktu.
c.    Jam Dinding
      Sesuai namanya jam ini terletak di dinding rumah atau bangunan lainnya. Komposisi jam ini hampir semua sama, yaitu terdiri dari satuan jam, menit, serta detik untuk mengukur waktu.
d.   Jam Pasir
      Jam pasir merupakan alat ukur waktu kuno yng digunakan pada masyarakat  zaman dahulu. Terdapat 2 tabung kecil yang mana pada tabung atas berisi pasir penuh. Lama-kelamaan pasir tersebut akan turun. Ketika semua pasir berpindah ke bawah menandakan waktu satu jam.     
  
e.    Stopwatch
      Stopwatch berbentuk bulat yang mana di dalamnya ada satuan menit, detik, dan jam. Biasanya digunakan untuk pelatih lari. Pelari menggunakan alat ini untuk mengukur kecepatan larinya.
f.     Calender (Penanggalan)
 Hasil gambar untuk GAMBAR KALENDER
Sistem penanggalan adalah alat ukur waktu untuk jangka waktu yang relatif lama. Mulai dari hari, bulan, tahun, abad, hingga milinium.
22) Alat Ukur Panjang
Pada umumnya, kita menggunakan alat ukur panjang berupa meteran. Meteran mempunyai banyak jenis, mulai dari roll meter, roll gulung, meteran sudut, dan lain sebagainya. Namun terdapat alat ukur panjang lainnya.
a.    Roll Meter
      Roll meter digunakan tukang kayu dan tukang    bangunan untuk mengukur panjang bangunan. Cara penggunaanya adalah ditarik. Roll meter berbentuk pita panjang yang dapat digulung. Satuan ukurannya adalah centimeter/cm dan inchi.
b.   Roll Gulung
   
   Pada umumnya roll gulung banyak digunakan para penjahit baju untuk mengukur badan seseorang. Satuan ukurannya adalah cm.
c.    Penggaris
      Penggaris adalah macam alat ukur panjang yang paling populer. Ada banyak jenis penggaris seperti penggaris siku, penggaris biasa, penggaris untuk tukang, dll. Satuan penggaris yaitu cm (ketelitian 1mm) atau inchi tapi tidak menutup kemungkinan dengan satuan yang lain tergantung penggunaanya.
   
 
d.   Jangka Sorong
      Alat ukur panjang ini memiliki ketelitian 0,1 mm. Bentuknya seperti kunci inggris. Semakin lebar benda yang diukur semakin panjang pula ukurannya. Begitu juga sebaliknya.
e.    Mikrometer Sekrup
          Alat ukur panjang ini lebih presisi lagi. Tingkat ketelitian hingga 0,01 mm. Alat ukur ini berbanding terbalik bentuknya dengan jangka sorong. Tetapi, cara penggunaannya hampir sama dengan jangka sorong.
33)   Alat Ukur Berat
Mayoritas kita mengukur berat atau massa suatu barang dan benda menggunakan alat timbangan. Timbangan memiliki banyak jenis, seperti timbangan duduk, timbangan bayi, timbangan gantung, dan lain sebagainya. Selain itu juga dapat menggunakan neraca.
a.    Timbangan Badan atau Timbangan Kamar Mandi
      Timbangan kamar mandi adalah sebutan timbangan badan yang sering kita pakai dengan berdiri di atasnya. Biasanya maksimal timbangan ini adalah 150-180 kilogram.
b.   Timbangan Bayi
      Alat ukur berat ini persis dengan timbangan badan. Akan tetapi alat ini khusus untuk menimbang bayi. Perbedaannya, jika timbangan badan terdapat jarum yang menunjukkan angka, timbangan bayi muncul angka secara otomatis.
c.    Timbangan Digital
  
      Alat ini bersifat otomatis dalam memperlihatkan berat benda yang sedang ditimbang. Kita tinggal menaruh benda, lalu berat benda akan tampak dengan sendirinya.
d.   Timbangan Duduk
            Kita hanya menaruh barang yang akan ditimbang. Lalu kita geser alat ukur(yang terbuat dari kuningan) sesuai dengan berat barang. Jika berat benda lebih, kita tinggal menaruh anak timbangan pada piring yang sesuai dengan berat benda.
e.    Timbangan Pasar
      Banyak digunakan para pedagang di pasar. Kita tinggal melihat apakah berat benda sudah seimbang dengan jumlah anak timbangan atau belum. Jika sudah seimbang berarti itulah berat benda yang benar.
f.     Timbangan Gantung
      Caranya, gantunglah barang yang akan ditimbang pada kail ujung timbangan. Dan lihatlah berat barang pada timbangan. Ukurannya adalah kg.
g.    Neraca Dua Lengan
      Alat ukur massa ini mempunyai ketelitian yang lebih dibandingkan dengan timbangan pasar. Disebut dua lengan karena terdiri dari dua lengan utama, demikian juga berlaku untuk penyebutan tiga lengan. Neraca tiga lengan lebih presisi dari neraca dua lengan. Ada juga neraca satu lengan.
B.     Alat Ukur Baku dan Tidak Baku
Ukuran baku adalah ukuran yang telah disepakati semua orang dan memiliki hasil yang tetap/baku. Ukuran baku akan selalu sama besar walaupun berbeda orang yang mengukurnya. Contoh ukuran baku adalah penggaris dengan ukuran cm ataupun m. sedangkan ukuran tidak baku adalah alat ukur yang tidak memiliki ukuran dan hasil yang tidak tetap/baku. Contoh, pengukuran benda menggunakan jengkal (pengukuran didasarkan pada jarak paling panjang antara ujung jempol dengan ujung kelingking), hasta (didasarkan pada ukuran sepanjang lengan bawah dari siku sampai jari tengah), depa (didasarkan pada ukuran sepanjang dua belah tangan), kaki (berdasarkan ukuran panjang sebuah  kaki), digit (berdasarkan lebar sebuah jari), tali, dan lain sebagainya. Perhatikan gambar di bawah ini! (contoh alat ukur tidak baku).
Contoh alat ukur tidak baku lainnya adalah sinar matahari yang dipakai untuk patokan waktu pagi, sore, dan malam. Untuk mengukur berat bisa membandingkan berat benda dengan cara mengangkat kedua benda. Kita tidak tahu jumlah kg beratnya, tapi kita bisa menaksir berat benda itu, dan lain sebagainya.

sumber : http://rifaponorogo.blogspot.co.id/2015/02/alat-ukur-waktu-panjang-dan-berat.html